Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) menggelar konferensi gabungan Joint Convention Yogyakarta 2019 (JCY 2019). Pembukaan acara yang digelat setiap dua tahun sekali sejak tahun 2003 itu dilakukan Selasa (26/11/2019) di Hotel Tentrem Yogyakarta.
Acara dihadiri lebih dari 1000 orang yang terdiri dari ahli Geologi, Geofisika, Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Pertambangan dan Fasilitas Produksi dari Indonesia dan berbagai negara. Acara dibuka oleh perwakilan Gubernur DIY dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
Abdullah Nurhasan selaku ketua JCY menjelaskan, Joint Convention Yogyakarta 2019 merupakan penggabungan konferensi yaitu Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), dan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI). Tahun ini, gelaran mengangkat tema “Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources”.
Pemilihan tema kegiatan JCY 2019 memberikan solusi dan langkah konkret dalam upaya meningkatkan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia, baik dilihat dari sudut pandang pemangku kebijakan (regulator), para pelaku industri hulu migas (investor/kontraktor), dan akademisi.
Kegiatan JCY 2019 selain berfokus pada pertemuan ilmiah melalui sesi paralel atas makalah oral dan poster presentation, juga menyelenggarakan diskusi panel dan pameran dari berbagai perusahaan di industri pertambangan, perminyakan dan industri geosains, fasilitas produksi dan perminyakan lain.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY Tri Saktiyana mewakili Gubernur DIY menjelaskan, DIY memang tidak memiliki sumber daya alam. Namun secara umum Indonesia kaya akan sumber daya alam yang seharusnya bisa untuk mencukupi kebutuhan sendiri.
"Negara kita sudah menjadi negara pengimpor minyak. Ini yang harus menjadi perhatian kita bersama," katanya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, tema dipilih untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait migas, pertambangan, dan geotermal di Indonesia. Menurutnya, saat ini adalah periode yang sangat susah, karena produksi di ketiga sektor tersebut terus menurun.
"Mudah-mudahan ini bisa menghasilkan ide-ide cemerlang untuk membantu menyelesaikan permasalahan kita," harapnya.